Dinamika Senioritas di Lingkungan pelajar



Fenomena seperti ini memang udah turun-temurun terjadi dari mulai kecenderungan para senior yang ingin menyalahgunakan posisinya menjadi cenderung menindas yang junior, yang junior pasrah saja sambil mengharap ada junior baru agar bisa membalaskan dendam ke mereka. Budaya senioritas ini berputar terus antar generasi dan tidak ada habis-habisnya.


Nah, sebelum melanjukan saya ingin membahas hal ini, ada hal yang perlu saya beri tau tentang topik kita kali ini sebelumnya. Pertama, ini bukan   tulisan standard tentang senioritas mauun bullying yang pada akhirnya menasehati anda khususnya para mahasiswa baru atau murid sma yang ingin lanjut ke lingkungan mahasiswa pada tentang bahaya bullying dan sebagainya. Tetapi yang akan dibahas lebih ke spesifik tentang  dinamika hubungan antara junior-senior yang sebetulnya tidak sebatas anda  lihat dari sudut pandang negatif saja akan tetapi lebih ke arah hubungan yang lebih luas terutama bagi perkembangan intelektual, mental, karakter, dan juga sumber koneksi anda untuk masa depan. 

Kenapa ada fenomena senioritas?

Sebelum dibahas lebih jauh tentang pertanyaan ini, saya ingin tekankan terlebih dahulu dari definisi "senioritas" yang  dimaksud disini bukan hanya sebatas stigma negatif yang secara umum dipikirkan seputar penyalahgunaan kekuasaan, hazing, bullying, dan sebagainya, tetapi justru lebih ke arah hubungan interaksi antar kelompok memiliki jenjang umur serta pengalaman yang berbeda dalam lingkungan yang sama. Nah, dalam pengertian tersebut budaya senioritas ini bisa ditelusuri dari perspektif anthropology maupun biologis.
Budaya ini diperkirakan sudah ada sejak jaman hunter-gatherer (berburu-mengumpul) sekitar 80.000 - 12.000 tahun yang lalu. Yaitu, ketika manusia masih hidup dalam kelompok kecil-kecil, dan menggantungkan hidupnya dengan berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Pada periode tersebut, manusia mengalami peningkatan kemampuan adaptasi yang luar biasa, dimulai dari terciptakan sistem agrikultur, taktik berburu, dan yang paling penting adalah tradisi budaya yang terjadi secara turun-temurun.
Nah, coba anda pikirkan, kenapa kebudayaan manusia bisa berkembang seiring berjalannya waktu? Ya pasti karena adanya transfer ilmu pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Bayangkan kalau saja tidak ada transfer ilmu pengetahuan. Ilmu seseorang hanya berhenti di satu orang atau generasi itu aja. Ketika orang itu mati, manusia-manusia lain harus eksplor dan mulai dari awal lagi untuk discover ilmu yang sama. Nah, itulah awal mula dari konsep senioritas yang sudah dijalankan sistem kemasyarakatan yang seperti tersebut.
Waktu jaman hunter-gatherer, ekspektasi umur manusia rata-rata itu tidak setinggi sekarang yang bisa meninggal rata-rata di umur 65 ke atas. Jaman dahulu hunter-gatherer itu, sangat jarang ada orang yang ngelewatin usia 40. Jangankan 40, 15 atau 20 aja kemungkinan besar sudah tewas dimakan macam-macam hal, bisa binatang buas, keracunan makanan, kecelakaan, bencana alam, perang antar suku, dan sebagainya. Jadi, buat individu manusia yang bisa berhasil bertahan sampe umur 40 tahun lebih, sudah pasti dianggap paling "sakti", paling bijak, dan yang jelas paling sukses dalam bertahan hidup. Makanya mereka yang berhasil menembus usia 30-40 begitu dihormati dan udah dianggap jadi panutan buat masyarakatnya. Sebaliknya mereka yang senior juga senang untuk berbagi ilmu kepada anak-anak, cucu-cucu, maupun junior-juniornya agar masyarakat tersebut bisa terus berkembang dan beradaptasi.
Dengan perspektif seperti ini, anda bisa melihat jelas perbedaan definisi dari "senioritas" yang lebih ideal, di mana senioritas itu tidak hanya sekedar dari sudut pandang negatif saja, tetapi justru sebagai budaya positif untuk meneruskan rantai ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun pengalaman dari generasi sebelumnya. Karena memang dengan cara seperti inilah spesies manusia bisa bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan hingga mengembangkan peradaban sebesar ini.
Hal itulah juga sebetulnya yang sedang dilakukan oleh mahasiswa yang memang lebih senior dari anda yang saat ini masih SMA maupun kuliah. Kata "senior" yang dimaksud bukan berarti anda harus takut , tetapi justru merekalah sebagai orang yang lebih dulu mengalami apa yang anda alami sekarang, mau untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan agar anda bisa lebih efisien dan efektif dalam belajar serta lebih cepat dalam berkembang. Dengan harapan kelak ketika anda juga menjadi senior, anda juga akan meneruskan budaya yang sama ke generasi berikutnya sehingga masyarakat kita bisa berkembang lebih baik lagi.

Sekarang setelah anda memahami kenapa ada fenomena senioritas ini dan kenapa budaya ini sebetulnya bisa diarahkan menjadi hal yang positif, baru saya membahas hal-hal yang lebih praktis buat kehidupan anda sebagai pelajar jadi, anda sebagai junior (maupun senior) untuk mengurangi efek yang negatif, dan maksimalkan dampak yang positif dalam lingkunganya masing-masing.

Saran untuk Senior: bagaimana caranya supaya bisa dihormati (secara sehat) dan membangun budaya interaksi yang positif dengan junior?


"Lha, emang apa sih manfaatnya berinteraksi sama junior? Kalo emang gua gak mau berbagi pengalaman dan gimana, emang harus ya?"


Tentu saja ini tidak keharusan untuk anda, saya ingin memberikan nasihat walaupun saya masih mahasiswa baru, juga tidak memberikan nasihat "Tapi kan alangkah baiknya kalau..." atau semacamnya. Dengan menjaga hubungan baik antar jenjang umur, baik kepada senior maupun junior, akan amat sangat bermanfaat bagi anda ke depannya. Jujur saja, kakak senior sekarang mungkin melihat para junior anda hanya sekumpulan anak culun yang tidak tahu apa-apa. Tapi seiring waktunya berjalan, 5-10 tahun lagi jenjang umur antar 1-2 tahun itu sudah tidak ada artinya sama sekali. Di dunia professional setelah anda kuliah nanti, nilai senioritas-junioritas itu akan terkikis dan gak hanya terbatas dengan perbedaan umur saja . Faktor-faktor yang lebih diperhitungkan justru adalah :
  • Bagaimana kualitas karakter anda? Apakah anda dikenal sebagai orang yang punya integritas, kedisiplinan, punya kemampuan, dan sebagainya.
  • Seberapa dalam anda mengkaji bidang yang anda tekuni?
  • Dan mungkin yang paling penting adalah seluas apa anda membangun koneksi anda dengan orang-orang berkualitas lainnya?

Nah, khususnya di point terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, para junior di mata anda  yang mungkin sekarang tampak culun ini bisa jadi akan berubah jadi orang-orang berkualitas yang kelak bisa jadi temen berdiskusi, sahabat seperjuangan anda, calon anak buah anda, partner kerja anda, sumber koneksi anda ke orang-orang penting, atau bahkan mereka bisa jadi atasan anda.
Nah, dengan melihat persepktif hidup yang lebih luas seperti ini. saya berharap anda bisa memandang para junior anda ini bukan sebagai target supaya anda bisa pamer atau jadi pesuruh anda saja, tapi justru jadi asset masa depan anda yang berharga! Asset dalam arti bukan jadi objek buat dimanfaatkan, tetapi justru untuk saling memberi manfaat satu sama lain.
Jadi, saya berfiikir kalo anda bisa ambil sikap secara positif dengan membantu adik-adik anda ini untuk bisa beradaptasi, anda bisa berbagi pengalaman anda bersama mereka, seperti memberikan bimbingan serta manfaat dalam menjalani rintangan dan hambatan yang sebelumnya pernah anda hadapi. Saya yakin mereka akan respect dengan anda dengan cara yang lebih natural, lebih sehat, dan pastinya lebih tulus dan tidak dibuat-buat. Dan akhirnya, dalam beberapa tahun ke depan anda akan jadi orang yang memiliki koneksi yang luas karena anda sudah membangun hubungan yang baik dengan setiap lingkungan anda. Dengan koneksi lo yang luas, peluang dan kesempatan anda juga lebih luas, dan anda akan jauh lebih mudah untuk survive dan nyaman kalo anda punya banyak kenalan dimana-mana yang bisa dengan rela bantuin anda dengan tulus kapan saja. Iya kan?
Sekian , semoga bisa bermanfaat bagi anda yang saat ini berada dalam posisi sebagai junior maupun senior, supaya masing-masing dari anda bisa membangun budaya interaksi yang positif dan saling bermanfaat satu sama lain, terimakasih.



Tidak ada komentar

Tidak ada komentar :

Posting Komentar