Sosial Media dan Dampak pada Otak kita

Tahukah Anda, bahwa 1/3 warga bumi ini sudah “hidup” di sosial media. Sudah jelas, bahwa sosial media sangat mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan bermasyarakat.
Tidak perlu jauh-jauh sampai pengaruhnya ke masyarakatnya. Karena, ke tubuh kita sendiri saja sosial media sudah membawa dampak yang signifikan.





1. Otak Kita Bisa Dibuat Ketagihan



·         Waktu membuka browser yang pertama dibuka Sosial media.
·         Waktu mengejakan tugas, Sebentar-bentar membuka Sosial media.
·         Sedang menaiki kendaraan, membuka Sosial media.

Kita ini memang sudah ketagihan sekali sama yang namanya sosial media. Penelitian saja membuktikan kalau 5-10 persen pengguna internet di dunia ini merasa kesulitan lepas dari media sosial.

Internet addiction disorder (IAD) salah satunya disebabkan karena kita bisa sangat mudah ngedapetin reward—berupa Likes (penghargaan), atensi, serta komentar—dengan usaha yang mudah. Adiksi berinternet ini seperti adiksi yang ditimbulkan narkoba yang bisa mengontrol proses emosi, jangkauan perhatian serta pengambilan keputusan.



2. Konsentrasi (sangat) mudah Terpecah Akibat Kebiasaan Multitasking



·         Sawaktu melihat Facebook di PC(personal computer), kita juga sambil melihat feed Instagram di ponsel,
·         Sewaktu nonton tv, kita cek email di tablet,
·         Sewaktu makan, kita mebuka twiter/facebook dari ponsel.


Terlalu banyaknya ragam gadget, aplikasi serta media sosial membuat kita ingin menggunakannya semua dalam satu waktu. Apalagi semuanya menawarkan kecanggihan dan kesenangan. Dari gadget satu pindah ke gadget lain, dari akun media sosial yang satu ke media sosial yang lain. Kita seolah tak punya kendali untuk konsentrasi pada satu perangkat saja.
Kebiasaan multitasking ini membuat pelaku sangat rentan terhadap intervensi atau distraksi. Pelaku mudah terganggu, konsentrasi mudah pecah, dan kesulitan menyerap informasi. Sebaliknya, pengguna media yang tidak bermultitasking, justru cenderung mudah berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Dan mereka cenderung lebih bahagia ketika bermedia sosial.

3. Otak Jadi Terlalu Peka Sama Notifikasi



Media sosial yang selalu memberikan notifikasi setiap kali ada update ternyata berdampak negatif pada sistem syaraf kita. Karena terbiasa melihat ponsel setiap kali tanda notifikasi masuk, kita jadi kerap mengira tanda apa pun (bunyi, getaran, dll) yang mengena ke indera, kita kira sebagai notifikasi dari media sosial yang harus segera kita tanggapi. Gejala inilah yang disebut sebagai phantom vibration syndrome. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Michelee Drouin, 89% dari 290 sampel penelitiannya pernah mengalami sindrom ini.







4. Membuat Hati Senang


Menurut data dari TollFreeForwarding, Memainkan sosial media 10 menit bisa memicu keluarnya hormon oksitosin sebanyak 13%. Hormon oksitosin ini dikenal sebagai hormon yang membuat kita senang.
Setelah itu, penelitian lain juga meneliti kalau bersosial-media memang membuat kita senang dan puas karena bersosial-media itu 80% melibatkan diri kita untuk berinteraksi dengan orang banyak. Hal ini menyebabkan kita gemar mengekspresikan diri dan terobsesi pada diri kita sendiri. Gejala tersebut merangsang tubuh untuk mengeluarkan hormon dopamine, sebuah hormon yang keluar kita sangat merasa senang, puas.




Adakah satu atau lebih dari dampak di atas yang udah kalian rasakan? Mengetahui dampak-dampak sosial media tersebut, maka penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara interaksi di dunia maya dan interaksi tatap muka. Selain itu, kendali diri juga sangat diperlukan agar kita tidak begitu saja hanyut di belantara dunia maya ini. 




Tidak ada komentar

Tidak ada komentar :

Posting Komentar